Senin, 20 September 2010

Shoelace Formula

Otak memang sangat aneh, kadang ia menyimpan sesuatu yang kita sendiri tidak tahu untuk apa hal itu selalu teringat. seperti juga hal ini (Shoelace Formula). Shoelace formula itu sendiri adalah suatu algoritma matematika yang berguna untuk perhitungan jumlah area poligon dimana untuk perhitungannya harus diketahui koordinat area dari poligon pada sebuah Cartesian Plane. algoritma ini dikenal juga dengan Gauss formula. Saya mengetahui sedikit mengenai ini sejak setahun setengah lalu. dengan cara yang menarik, dan mungkin itu yang membuat Sh
oelace Formula tetap teringat. Awalnya seorang teman survey datang dengan masalah bahwa dia mempunyai point dari suatu poligon di area proyek tetapi untuk mengetahui berapa luas dari area poligon itu dibutuhkan suatu program survei yang canggih, sementara pada saat itu tidak ada komputer untuk melakukan perhitungan. sementara saat itu juga dibutuhkan jumlah area tersebut. dari situ kemudian kita mencoba melakukan suatu percobaab perhitungan pertamanya dengan memotong bidang poligon itu menjadi bidang yang dapat kita hitung secara bangun matematika. tetapi saat kita melakukan percobaan pada area kecil ternyata penyimpangan jumlah nilai itu terlalu jauh. hingga di titik dimana kita putus asa. putus asa dengan cara itu mulailah kita browsing dengan hp. hingga ditemukan suatu metode yang disebut dengan shoelace formula. saat itu juga saya bisa merasakan sedikit perasaan dari archimedes saat menemukan teori mengenai berat jenis benda dan berteriak Eureka. dengan shoelace formula kita bisa menentukan suatu luas area tanpa menggunakan komputer, hanya berbekal kalkulator pasar dan ketekunan tentunya. heheheheheheeh EUREKA Saya akan mencoba menjelaskan shoelace formula secara simpel adapun secara ekuasi rumus dari sholelace formula ialah :
dimisalkan ada suatu area dengan koordinat cartesian seperti dibawah ini : Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa koordinat dari poligon diatas diantaranya ialah (4,3),(6,5),(5,9),(11,5),dan (8,12). untuk perhitungan luas area pertama yang dilakukan ialah membariskan antara komponen x dan y seperti ini :
X
Y
4
3
6
5
5
9
11
5
8
12

setelah kita pisahkan berdasar identitasnya kemudian kita melakukan perkalian dengan cara menyilangkan antara Exponen X dengan Exponen Y pada koordinat berikutnya dan menghasilkan seperti ini





karena posisi perkalian yang saling menyilang itulah maka mengapa rumus ini dikatakan Shoelace formula , dimana persilangan itu menyerupai tali sepatu..
Dari Persilangan dapat disusun perhitungan berdasar rumus menjadi




Cukup SImpel Bukan..




Bodoh "Mungkin" adalah Pintu Pengetahuan.

Dari lama saya merasa bahwa saya bodoh. ternyata ada benarnya juga. ada 3 hal belakangan yang membuat saya merasa bodoh. hal pertama adalah linux. sejak dua tahun lalu saya selalu mempunyai keinginan untuk mendalami linux, yah mungkin bukan sebagai programmer karena saya tidak punya background yang cukup untuk mendalaminya, tetapi sebagai superuser alias pemakai yang bisa memakai linux itu secara maksimal. tetapi selama 2 tahun itu momen untuk mendalaminya tidak pernah ada karena selama ini linux hanya dipakai sebagai variasi dari Operasting system di komputer saya dengan kata lain saat memakai linux dan saya mengalami kebuntuan saya akan kembali ke system operasi yang mudah yaitu Wi**ows. hingga 2 minggu ini saya mengalami keterpaksaan untuk memakai Linux karena komputer di kantor menggunakannya. banyak sekali ketidaknyamanan dan kebuntuan yang terjadi. tetapi saat sedikit demi sedikit masalah itu teratasi, saya semakin merasa bodoh karena ternyata masih banyak hal yang tidak saya ketahui, dan perlu untuk dipelajari.
hal kedua yang menohok saya ialah buku2 tentang ekonomi yang menggali ekonomi secara cantik dan menarik. seperti Freakonomic, Super Freakonomic karangan steven levit. dan false economy karangan alan beattie. benar2 membukakan mata bahwa kenapa hal sejelas itu baru terlihat sekarang. saya merasa bodoh. hal ketiga yang membukakan mata ialah Dari Film yaitu sang pencerah. di film itu banyak hal baru yang dapat diambil semakin saya merasa menunjukkan bahwa pengetahuan saya mengenai agama masihlah kecil.
hal yang menarik tapi saat rasa kebodohan itu mendera, rasa keingintahuan itu semakin menjadi. saya ingin belajar. tetapi bukan untuk pintar. tetapi untuk menjadi bodoh. karena bila saya belajar dan pada suatu titik saya merasa pintar, saya takut rasa keingintahuan itu menjadi hilang. dan menjadi suatu kesombongan.

Minggu, 19 September 2010

Mudik!! Tradisi Agama, Yang Semakin Jauh Dari Agama.

Selesai sudah libur lebaran. Pada setiap momen lebaran ada suatu tradisi yang tidak bisa lepas dari kita, yaitu tradisi mudik. Bahkan mungkin mudik telah dinilai sebagai suatu kewajiban yang harus dilakukan dengan memakai alasan bahwa lebaran harus dilakukan dengan keluarga, dan menjunjung That So Called : "Silaturahmi". Jadi pada akhirnya mudik dinilai sebagai bagian dari tradisi keagamaan setiap tahunnya.
Jika ditilik bahwa mudik sebagai bagian dari tradisi keagamaan, apabila kita melihat perilaku dari orang yang melakukan mudik akan sangat kontras sekali. banyak sekali pelanggaran-pelanggaran lalu lintas yang dilakukan oleh orang yang melakukan mudik. Para pelaku mudik juga seakan-akan menjadi hewan yang berlomba-lomba untuk secepat mungkin sampai di tujuan tanpa memperhatikan kepentingan orang lain. Hal ini terjadi di setiap daerah mudik. dimana banyak jalan 2 arah yang menjadi satu arah karena ketidaksabaran dari beberapa orang. Mereka merasa melanggar hukum (Peraturan Lalu Lintas ) menjadi disahkan karena mereka sedang melakukan yang dinamakan ibadah berupa tradisi keagamaan. apakah mereka tidak mengetahui bahwa mematuhi peraturan yang berlaku juga merupakan suatu ibadah.
Saya menjadi teringat pada suatu Cerita pendek dari tolstoy yaitu ziarah. Cerita dari tolstoy itu diawali oleh kepergian dari 2 orang yaitu Effim dan Ahmed untuk melakukan ziarah ke tanah suci. kedua orang itu harus menempuh jarak jauh didalam ziarah itu. ditengah perjalanan kedua orang itu berpisah karena salah satunya yaitu Effim harus mengambil air di perkampungan. saat Effi,mengambil air ia menemukan keluarga yang kelaparan dan sudah putus asa. alih2 meneruskan perjalanan Effim kemudian membantu keluarga itu untuk bangkit dari keputusasaannya. ia berpikir untuk apa ia melakukan ziarah mendekatkan diri kepada tuhan apabila ditengah jalan ia kehilangan tuhannya. akhirnya karena uang bekal untuk perjalanan itu habis untuk membantu keluarga yang kesusahan itu, Effim memutuskan setelah membantu keluarga itu ia kembali pulang. Effim pulang dengan diam2 tanpa memberitahu siapakah dia kepada keluarga tersebut.
Sementara itu Ahmed melanjutkan perjalanan ziarahnya tanpa mengetahui bahwa Effim telah berhenti untuk menolong keluarga itu. di tempat ziarah Ahmed seperti merasa ia melihat Effim di setiap tempat ia melakukan ziarah, tetapi saat ahmed menghampiri, effim seperti menguap. Selesai melakukan ziarah Effim pulang, di tempat ia terpisah dengan effim ia menghampiri keluarga di tempa itu, ia disambut dengan ramah oleh keluarga itu. Ahmed agak kaget dengan keramahan yang ditunjukkan keluarga itu. keluarga itu kemudian bercerita bahwa hanya itu yang bisa mereka lakukan kepada musafir karena mereka belajar untuk beriman kepada tuhannya karena kebaikan seorang musafir yang menyelamatkan mereka dari kelaparan. ahmed kanget mendengar cerita itu. pulanglah ahmed ke rumahnya dan kemudian menemui effim disana. effim bercerita mengenai kisah bahwa dia merasa melihat effim saat ziarah dan kisah keluarga itu. belum selesai dia bercerita effim memotong dan berkata. sudahlah saudaraku apa yang sudah terjadi biarlah terjadi. ahmed langsung mengerti bahwa ziarah yang dilakukan effim lebih baiklah dari apa yang dilakukannya.
terlepas dari konteks sempit agama tapi ada suatu benang merah yang dapat diambil dari kisah ini sebenarnya bahwa alangkah indahnya saat kita melakukan suatu hal dengan kontekstual ibadah dalam hal ini silaturahmi dilakukan dengan suatu yang agamis dan penuh dengan ramah tamah. buat apa kita bersilaturahmi dengan baik di kampung halaman kita tetapi di jalan menuju kampung halaman kita membuat sesuatu yang meresahkan dan menganggu orang lain. kontradiktif.....

Senin, 05 Juli 2010

Nice Song


"Another Heartbreak"

Hold on, here comes another heartbreak
Hold on, here comes another heartache
Too bad, but it's still a chance I had to take
Hold on, here comes another heartbreak

Soaking in another rainy day
I stopped to watch the long parade
Winding slowly through the maze
Hold on, here comes another heartbreak
Hold on, here comes another heartache
Too bad, but it's still a chance I had to take
Hold on, here comes another heartbreak

I lost my way in the summer breeze
I fell down to my hands and knees
And now I am searchimg
Through the autumn leaves

Hold on, here comes another heartbreak
Hold on, here comes another heartache
Too bad, but it's still a chance I had to take
Hold on, here comes another heartbreak

And here you stand in front of me
In all of the complexity
That I had Mistaken for simplicity

Hold on, here comes another heartbreak
Hold on, here comes another heartache
Too bad, but it's still a chance I had to take
Hold on, here comes another heartbreak

Hold on

Kamis, 01 Juli 2010

Amanah

Dikisahkan pada suatu hari Khalifah Umar Bin Khattab berencana untuk menjenguk temannya yang sakit di luar kota Mekah. Untuk menuju kesana Khalifah menyewa unta dari seorang sahabat.
Kemudian berangkatlah Khalifah Umar ke tempat temannya yang sakit. di tengah perjalanan Khalifah Umar berhenti sebentar untuk mengambil minum di oase. Setelah sudah puas mengambil minum Khalifah Umar melanjutkan perjalanan tanpa sadar bahwa waktu Khalifah Umar minum dia meninggalkan surbannya di atas pohon kurma. Setelah Khalifah Umar melanjutkan perjalanan, Khalifah Umar bertemu dengan seorang temannya di tengah jalan, kemudian temannya itu menyapa Khalifah Umar dan menanyakan mengapa Khalifah Umar tidak memakai surban. Khalifah Umar umar sadar bahwa surbannya telah tertinggal ditempat dia mengambil air.
Khalifah Umar kemudian berkata kepada sahabatnya.
" surbanku tertinggal di tempat aku mengambil air, wahai sahabatku aku minta tolong titip untaku ini sebentar aku akan mengambil surbanku"
. Khalifah Umar kemudian turun dari unta memberikan tali kekang kepada sahabatnya dan bergegas berjalan mengambil surban dari oase tadi. sahabat itu terkejut melihat perilaku Khalifah Umar dan menunggu Khalifah Umar mengambil surban tersebut. setelah Khalifah Umar kembali dari mengambil surban , sahabat itu bertanya kepada Khalifah Umar.
"Wahai Khalifah Umar, mengapa tidak kau pakai saja unta itu untuk mengambil surban yang tertinggal, mengapa kau justru berjalan kaki mengambilnya, atau mengapa kau tidak memintaku untuk mengambilnya, aku pasti tidak akan keberatan mengambilkan surbanmu Khalifah Umar".

Khalifah Umar menjawab begini .
"aku mengambil surbanku berjalan kaki karena waktu aku menyewa unta ini akad sewanya ialah unta ini kugunakan untuk menjenguk temanku yang sakit, bukan untuk mengambil unta. aku tidak mungkin menyuruhmu karena kamu budakku, dan yang kuambil adalah barang milikku sendiri"
. sahabat itu bertambah heran dan berkatta begini.
"wahai Khalifah Umar apakah dengan engkau memakai unta itu untuk mengambil surban, unta itu akan bertambah capek, atau pemilik unta itu akan mendapatkan keuntungan yang berbeda. tentu tidak wahai Khalifah Umar, mengapa engkau mempermasalahkan hal kecil seperti itu Khalifah Umar?"
khalifah umar menjawab,
"sahabatku bertobatlah , jangan pernah menganggap suatu hal kecil, hal kecil itu besar artinya dihadapan allah swt"

Money And Happiness

Chris Gardner has big dreams for him and his family but it doesn't seem to come together for him. Chris has an opportunity to be a stock broker but first he has to go through a grueling internship which means no pay. Chris decides to do it but when his wife leaves and he is evicted, he has to take care of his son on his own. So they find themselves sometimes living on the street and struggling to get by. But Chris is determined to make it (full synopsis).
There is a synopsis from pursuit of happiness. Here also quote from that movie ( I genuinely love this word) :

Christopher Gardener : “It was right then that I started thinking about Thomas Jefferson on the Declaration of Independence and the part about our right to life, liberty, and the pursuit of happiness. And I remember thinking how did he know to put the pursuit part in there? That maybe happiness is something that we can only pursue and maybe we can actually never have it. No matter what. How did he know that?”
What is source of happiness then? In that movie, the source of happiness seems to be money. Christopher had to get a job as a financial advisor to pursue his happiness. Unfortunately recent research shows a different result. Arthur C. Brook research shows that:

psychologists and economists who have studied the relationship between money and happiness paint a different picture. According to them, you'd likely grow tired of your cabana in a matter of years. You see, people have an astonishing ability to adapt to all sorts of situations, and while that can be a good thing if you get locked out of your house during a drenching rain, it also means you'd quickly grow accustomed to a life of affluence. A shiny red Jag and new house in the Hamptons would be great for a while, but after a few days or weeks, their newness would wear off, and you'd go in search of the next best thing. Even surveys of lottery winners indicate that their initial joy at hitting the jackpot wears off in just a few months

The one place that money and happiness are significantly linked is when a person is unable to afford to meet their basic needs. There is an appreciable difference in levels of happiness between those below the poverty level and those above it. Homeless people in Calcutta, for instance, score a mere 2.9 on a 7-point scale of happiness, while multimillionaires in the United States rank themselves a cheery 5.8. Once people pass that poverty threshold, though, the money boost tapers off; Inuits in Greenland and Masai ranchers living in Kenyan dung huts are just as happy as the high-society Americans So while the Warren Buffetts of the world are indeed more content than beggars on the street, they're not a whole lot happier than people who herd cattle for a living.

If you running your live thought that every more penny you had as a symbol of more happiness you had. You have to re thought that mind. And what in the hell we’re looking for a money then. Proud is the answer for that . Financial status is the way we demonstrate to others (and ourselves) that we are successful—hence the fancy watches, the expensive cars, and the bespoke suits. We use these things to show other people not just that we are prosperous, but that we are prosperous because we create value.

There is nothing strange about measuring our success with money; we measure things indirectly all the time. I require my students to take exams not because I believe their scores have any inherent value, but because I know these scores correlate extremely well with how much they have studied and how well they understand the material. Your doctor draws your blood to check your cholesterol not because blood cholesterol is interesting in and of itself, but because it measures your risk of having a heart attack or a stroke. In the same way, we measure our professional success with green pieces of paper called “dollars.”

What scholars often portray as an ignoble tendency—wanting to have more than others—is really evidence that we are driven to create value. Wanting to create value is a virtue, not a vice. The fact that it also brings us happiness is a tremendous blessing (Arthur C. Brook).

Money is important, to fulfilled our basic need , but not that important to sacrifice what all we had..

MONEY

It can buy a House, But not a Home

It can buy a Bed, But not Sleep

It can buy a Clock, But not Time

It can buy you a Book, But not Knowledge

It can buy you a Position, But not Respect

It can buy you Medicine, But not Health

It can buy you Blood,But not Life

It can buy you Sex,But not Love

It can buy you accompany, But not Friend

It can buy you a food, but not appetite

It can buy you a security, but not safe

Tantang

Aku ingin Tantangan, tantangan yang menantang, tantangan yang membuat menegang
Aku butuh tantangan, tantangan untuk menang , aku menang aku senang
aku ada, aku ego..

Lets Begin

Do the difficult things while they are easy and do the great things while they are small. A journey of a thousand miles must begin with a single step.
Lao Tzu

Sabtu, 17 April 2010

Story of Zero : "The Nothing That Is ; A Natural History of Zero"

What is the greatest invention in math and science?. if you answer Pythagoras quotation or the discovery of phi, well actually it's a great invention to. But the greatest Math Invention were the invention of zero. Well this thought actually came from a Hanz Magnuz Enzenberger book " The Number devil". in that book he discovers a math from a different perspective. He discovers that a math just like a chaos theory. Math is not just a rigid or neat science. Invention of zero has changed math dramatically. Roman are one of the nations that doesn't have a zero in their math. They figure number with symbol from X for 10, M for 1000, and C for 100. They don't have a zero concept that makes every equation roman try to build is agony and knotty. Zero change everything, you could build an equation easier.

This Concept getting clearer after I found Robert Kaplan book "The Nothing That Is ; A Natural History of Zero". I have read a chapter of this book, it's really amaze how a something that looks doesn't matter became a matter in this book. This book is really discover zero from every side.Wow...

Jumat, 02 April 2010

"Sawang Sinawang"

Tersebutlah:
  1. A: Seorang eksekutif muda sukses, manajer dari perusahaan swasta terkemuka, bergaji tinggi , fasilitas nomer satu, dia merasa bahwa tekanan dari pekerjaannya telah membuatnya hampir gila. dia selalu mengeluhkan betapa tidak bahagianya dirinya.
  2. B : Seorang Pegawai BUMN , bergaji tinggi, fasilitas tinggi, dia merasa telah puas dengan hasil gaji yang didapat, tetapi dia merasa semakin lama semakin bodoh karena pekerjaan yang dilakukan adalah pekerjaan Repetitive .
  3. C : Seorang Pegawai Negeri , Bergaji cukup, "tunjangan" "cukup". dia merasa aman dengan pekerjaannya yang sekarang
  4. D: Seorang Pegawai Swasta Perusahaan kecil. Bergaji kecil, tapi dia bebas melakukan pekerjaanya. dia merasa kurang dengan gaji yang diterimanya.
  5. E : Seorang Wiraswasta : Dia telah menekuni bidang wiraswasta sejak muda sekali tetapi dia belum sampai mendapat hasil yang maksimal, pendapatan cukup, fasilitas tidak ada.
Setiap Orang diatas mempunyai sendiri penilaian terhadap pekerjaan yang dimiliki, dan dimiliki orang lain. D akan iri pada A karena A memiliki Gaji yang lebih tinggi. E akan iri kepada C dan B karena tunjangannya. A akan iri pada D dan E karena memiliki kebebasan dalam pekerjaanya. dan siklus "keirian" ini akan selalu berputar.

Ada satu kata dalam bahasa Jawa yaitu Sawang Sinawang : yang kurang lebih artinya ialah melihat bahwa setiap hal selalu ada positif dan negatif, janganlah melihat suatu hal dari positifnya saja tetapi juga dari negarifnya. Pegawai A walau berat pekerjaannya tetapi jika tiba waktunya gajian mungkin akan tersenyum, pegawai D walau kecil gajinya, tapi sehari-hari dia tidak mengalami stres akibat pekerjaan. Banyak orang telah melupakan konsep "Sawang Sinawang" dalam kehidupan sehari-harinya. Konsep ini padahal bisa menjadi gerbang untuk mensyukuri apa yang kita punya karena , dengan konsep ini kita akan menyadari bahwa sejelek apapun hal yang kita pikir kita miliki , pada beberapa segi pasti lebih baik.

Sabtu, 09 Januari 2010

Sisi Lain Semua Hal (Insight Freakonomics Book)

Aku baru aja menyelesaiin buku freakonomics ini. Yah memang bisa dibilang sangat telat karena buku ini sendiri sudah terbit sejak tahun 2007, bahkan berita terbaru sudah terbit sekuel dari buku ini berjudul Superfreakonomics.
Buku ini bercerita mengenai hal-hal yang ada disekitar kita tetapi dipandang dari sisi yang berbeda. sebagai contoh pada bab 1 buku ini bercerita mengenai persamaan guru sekolah dan pegulat Sumo, dimana menurut Levitt persamaannya ada pada bahwa guru dan pegulat sumo mempunyai potensi untuk berbuat curang yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi mereka. Menarik sekali melihat bagaimana Levitt bisa menarik kesimpulan ini melalui pengujian data ujian suatu kelas (untuk guru sekolah) dan data pertandingan (Pegulat).
Levittt menunjukkan bahwa jawaban itu ada didalam dlata. dengan mengolah dan memanfaatkan data itu maka dapat ditemukan suatu hal yang menarik. Di buku ini levit juga coba menjelaskan mengenai penyebab turunnya kejahatan pada dekade 90 an di amerika. Dengan berbekal data pendukung yang memadai dia bisa menjelaskan bahwa selama ini para kriminolog yang coba menjelaskan hal ini telah melihat ke arah yang salah. selama ini para ahli beralasan bahwa turunnya kejahatan disebabkan oleh beberapa hal yaitu:
  1. Kebijakan perlawanan kejahatan yang lebih baik
  2. Polisi yang lebih kuat
  3. Hukuman penjara yang lebih keras
  4. Peningkatan standar hidup yang lebih baik.
Levit dengan cerdik ternyata memberikan suatu perspektif berbeda, bahwa ternyata hal yang mendorong turunnya kejahatan itu ialah dilegalkannya aborsi di amerika 20 tahun sebelumnya. Hal ini mendorong kontroversi moral, tapi levitt bisa memberikan data bahwa pemantik kejahatan sebagian besar adalah anak yang secara ekonomi tidak mampu dihidupi oleh orang tuanya. Levitt berpendapat jika aborsi tidak dilegalkan Pada dekade 70an, akan lahir anak yang tidak diinginkan orang tuanya , dan pada dekade 90 kemungkinan besar anak itu akan menjadi penjahat.
Buku ini juga mengupas hal lain yang semua pembahasan kasusnya memiliki kesamaan, levit dengan cerdas mengajak untuk melihat suatu Hal dari sisi lain. Bisa saja suatu hal yang terlihat , tidaklah seperti apa yang terlihat. Kadang perlu untuk melihat dari sisi lain, sudut pandang lain.